Bayi Baru Lahir Sering BAB, Apa Pertanda Diare?
Sebagai orang tua baru, apakah Ibu sedang bertanya-tanya apakah normal jika bayi baru lahir sering BAB? Apakah seringnya si Kecil pup me...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Sebagai orang tua baru, apakah Ibu sedang bertanya-tanya apakah normal jika bayi baru lahir sering BAB? Apakah seringnya si Kecil pup menandakan ia mengalami diare?
Sebelum Ibu merasa khawatir lebih lanjut, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu berapa frekuensi BAB yang normal pada bayi baru lahir. Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita simak artikel ini bersama-sama, Bu.
Apakah Normal Bayi Baru Lahir Sering BAB?
Bayi baru lahir sering BAB itu normal dan tidak selalu berarti terkena diare, Bu. Bayi newborn memang cenderung sering pup, terutama setiap kali habis minum susu. Ini hal yang normal karena bayi newborn masih memiliki refleks gastrokolik yang cukup kuat.
Refleks gastrokolik adalah reaksi pengosongan lambung setelah terisi oleh makanan, menyebabkan usus besar bayi merespons dengan "menggerakkan" sisa makanan, yang bisa membuat bayi merasa ingin buang air besar segera setelah menyusu. Namun, penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah tanda diare.
Kekhawatiran berikutnya yang mungkin muncul adalah ketika Ibu merasa cemas bahwa bayi yang sering BAB dapat mengakibatkan penurunan berat badan. Nah, perlu Ibu ketahui, frekuensi buang air besar pada bayi dapat bervariasi, sehingga Ibu tidak perlu menghitung seberapa sering si Kecil "harus" buang air besar dalam sehari.
Bukan hal yang mengherankan, Bu, jika bayi baru lahir banyak buang air besar, karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu bangunnya untuk menyusu. Asalkan BAB si Kecil mengikuti pola yang konsisten, tekstur dan warnanya tidak mengalami perubahan drastis, dan si Kecil tidak menunjukkan gejala masalah pencernaan seperti diare atau sembelit, seringnya BAB masih bisa dianggap normal.
Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) juga menegaskan bahwa seringnya bayi BAB tidak akan mengakibatkan penurunan berat badan. Penurunan berat badan pada bayi tidak dipengaruhi oleh kemampuan usus untuk menyerap makanan. Hal terpenting adalah selama berat badan bayi terus meningkat, tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Penyebab BAB Anak Berlendir dan Cara Mengatasinya
Berapa Kali Normalnya Bayi Baru Lahir BAB?
Pada dasarnya, bayi baru lahir yang sering BAB seringkali merupakan pertanda baik bahwa si Kecil mendapat banyak ASI. Saat perut bayi terisi, ASI menstimulasi saluran pencernaannya, sehingga memberinya dorongan untuk buang air besar. Ini adalah proses alami yang menunjukkan bahwa bayi menerima nutrisi yang cukup dan tubuhnya berfungsi dengan baik.
Frekuensi BAB pada bayi baru lahir bisa bervariasi. Namun, umumnya, bayi baru lahir yang mendapat ASI biasanya akan buang air besar kira-kira dua kali dalam sehari. Pola ini biasanya akan berubah, Bu. Setelah hari kelima, rata-rata bayi akan BAB sekitar 5 kali dalam sehari.
Pada usia 6 minggu, pola buang air besar bayi mungkin kembali berubah, dalam sehari si Kecil bisa saja melewatkan buang air besar. Jadi, frekuensinya mungkin bisa berubah-ubah setiap harinya, dan itu merupakan hal yang normal. Dalam perkembangan bayi, perubahan dalam pola BAB adalah hal yang wajar, dan penting untuk memahami bahwa setiap bayi bisa memiliki kebiasaan yang berbeda.
Pup Bayi Baru Lahir yang Bagus Seperti Apa?
Selama minggu pertama kelahiran, kotoran bayi baru lahir juga akan berubah, Bu. Awalnya, bayi baru lahir akan mengeluarkan tinja berwarna hitam kehijauan dan lengket yang disebut mekonium.
Mekonium ini merupakan hasil dari apa yang bayi telan di dalam rahim. Kotoran bayi akan berubah setelah mereka mulai mencerna ASI, biasanya akan lebih encer berwarna hijau dan kemudian berwarna kuning.
Setelah bayi sudah mendapatkan makanan padat, konsistensi kotorannya juga berubah. Biasanya, tinja bayi akan berwarna cokelat tua dengan konsistensi sedikit lembek. Makanan yang dikonsumsi bayi juga dapat mempengaruhi warna fesesnya.
Beberapa jenis makanan, seperti wortel dan ubi jalar, dapat mengubah warna tinja menjadi oranye, sementara jenis makanan lain seperti kacang hijau dan kacang polong dapat mengubah warna tinja menjadi hijau. Selain itu, makanan yang tidak tercerna sepenuhnya oleh sistem pencernaan bayi juga bisa terlihat dalam kotoran, sehingga bentuk aslinya terlihat.
Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya
Cara Mengatasi Bayi Baru Lahir Sering BAB
Bayi sering BAB itu normal dan tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Terutama jika tidak ada gejala pencernaan atau penyakit lain yang mengkhawatirkan.
Seiring berjalannya waktu, frekuensi BAB bayi akan menyesuaikan dengan usia si Kecil. Sebagai contoh, ketika mencapai usia 3 tahun, umumnya buang air besar pada anak akan menyerupai kebiasaan orang dewasa yaitu sebanyak satu kali dalam sehari.
Sangat penting bagi Ibu untuk tetap memberikan ASI meskipun bayi sering BAB. Menyusui merupakan cara terbaik untuk memberikan nutrisi pada bayi. Selain itu, ASI juga mengandung sekitar 200 jenis oligosakarida berbeda yang berperan sebagai prebiotik untuk memberikan "makanan" pada bakteri baik yang tinggal dalam usus bayi.
Oleh karena itu, pemberian ASI pada bayi dapat membantu menjaga pencernaan secara alami. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ASI bagi bayi yang baru lahir dalam memastikan nutrisi dan kesehatan yang optimal.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi dan Penyebabnya
Kapan Harus Konsultasikan ke Dokter?
Secara umum, jika bayi sering BAB tapi masih tampak nyaman dan aktif seperti biasa, berat badannya menunjukkan perubahan positif, dan ia memiliki nafsu makan yang tinggi, tidak ada alasan untuk khawatir.
Namun, Ibu harus segera konsultasikan ke dokter apabila:
-
Bayi tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari.
-
Kotorannya keras dan seperti kerikil, atau teksturnya lebih kental dari selai kacang.
-
Kotorannya terlihat sangat encer atau terdapat lendir di popoknya.
-
Bayi menarik kakinya hingga ke perut, yang mungkin menandakan perutnya sedang sakit.
-
Tampak mengejan untuk buang air besar.
-
Perutnya terlihat membengkak.
-
Adanya darah di kotoran bayi.
Nantinya, dokter akan mengevaluasi kondisi bayi dan memberikan penanganan yang diperlukan jika ada masalah pencernaan yang perlu diatasi. Jadi, sangat penting bagi Ibu untuk mengamati perubahan apa pun dalam pola buang air besar bayi dan tidak ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan.
Ibu juga bisa cari tahu kondisi pencernaan si Kecil dengan menggunakan tools Poop Tracker di Bebe Journey. Dilengkapi dengan fitur AI, hasilnya dapat diketahui dan dibawa ke dokter untuk dikonsultasikan lebih lanjut, lho!