7 Penyebab BAB Berdarah pada Anak dan Cara Mengatasinya
BAB berdarah pada anak bisa menjadi pertanda gangguan pencernaan atau masalah kesehatan tertentu yang cukup serius.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
BAB berdarah pada anak pasti membuat Ibu cemas. Sebab, kondisi ini bisa menjadi suatu pertanda si Kecil sedang mengalami masalah kesehatan yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Namun, jangan langsung panik dulu, ya, Bu. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui beberapa penyebab serta cara mengobatinya!
Apa Itu BAB Berdarah pada Anak?
BAB berdarah pada anak adalah kondisi di mana muncul darah pada feses anak. Kondisi ini kerap memerlukan perhatian medis, tapi ada juga yang tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Untuk mengetahui apakah kondisi anak perlu perhatian medis atau tidak, Ibu perlu mengenali makanan apa yang sudah dikonsumsi oleh si Kecil. Karena sistem pencernaannya belum matang, makanan yang dikonsumsi anak bisa jadi mempengaruhi warna fesesnya.
Contohnya, ketika anak mengonsumsi buah bit atau buah naga, fesesnya dapat berubah menjadi warna merah. Hal ini terjadi karena makanan tersebut tidak sepenuhnya dicerna oleh tubuh.
Perhatikan juga apakah darah tercampur di seluruh feses, hanya muncul di satu titik tertentu, atau tampak seperti garis merah. Sebab, tampilan darah pada feses ini menunjukkan sumber penyebabnya.
Jadi, penting bagi Ibu untuk memerhatikan faktor-faktor ini sebelum mengambil tindakan lebih lanjut terkait kondisi BAB berdarah pada anak.
Baca Juga: Anak Sering BAB Tapi Bukan Diare, Apa Sebabnya?
Apa Penyebab BAB Darah pada Anak?
Darah yang ditemukan dalam feses anak bisa menjadi sumber kekhawatiran bagi Ibu. Namun, perlu dipahami bahwa ada banyak penyebab hal ini terjadi. Berikut ini berbagai kemungkinan penyebab BAB berdarah pada anak.
1. Alergi Makanan
Adanya darah pada feses anak bisa menjadi indikasi bahwa anak mengalami alergi makanan. Reaksi alergi ini terkadang dapat menyebabkan peradangan pada usus besar, sehingga bisa mengakibatkan darah muncul pada kotoran anak.
Alergi makanan dapat sangat bervariasi, tergantung pada sensitivitas anak. Beberapa makanan yang umumnya menjadi pemicu alergi makanan pada anak antara lain kedelai, telur, ikan, kerang, dan berbagai jenis kacang-kacangan.
2. Fisura Ani
Fisura ani adalah suatu kondisi di mana terjadi robekan kecil pada daerah sekitar anus. Ini adalah penyebab paling umum terjadinya BAB berdarah pada anak.
Kondisi ini dapat muncul karena kotoran anak yang terlalu keras, anak susah BAB, atau feses terlalu encer, yang dapat merusak jaringan yang sensitif di sekitar anus bayi.
Secara umum, fisura ani tidak menyebabkan masalah kesehatan serius, dan biasanya bisa sembuh dalam beberapa hari dengan perawatan yang tepat di rumah.
Namun, jika darah pada feses anak masih berlanjut atau jika ada tanda-tanda ketidaknyamanan yang parah pada si Kecil, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
3. Infeksi Bakteri
Darah pada kotoran anak juga bisa menjadi tanda adanya infeksi bakteri tertentu, seperti E. coli dan Salmonella.
Infeksi bakteri ini dapat memicu peradangan pada saluran pencernaan anak, sehingga menyebabkan adanya robekan kecil di sekitar anus. Alhasil, BAB berdarah pada anak bisa terjadi.
Perlu Ibu ketahui, bakteri dalam kotoran anak yang terinfeksi ini juga bisa menular ke orang lain, terutama jika tidak menjaga kebersihan dengan baik.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan sangatlah penting untuk mencegah infeksi bakteri dan menjaga kesehatan anak serta anggota keluarga lainnya.
4. Masalah Saluran Pencernaan
Jika darah muncul terus-menerus dalam feses anak atau jumlahnya cukup banyak, kemungkinan besar ada masalah yang berkaitan dengan saluran pencernaan atau usus besarnya, Bu.
Ini bisa menjadi indikasi adanya faktor genetik atau riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan dengan gangguan pencernaan ini.
Atau, anak mungkin mengalami masalah terkait, seperti sembelit pada anak yang parah dan berkepanjangan, atau memiliki penyakit kronis yang mempengaruhi sistem pencernaan.
Beberapa gangguan usus, seperti kolitis (peradangan pada lapisan dalam usus besar) atau intususepsi (kondisi di mana satu bagian usus masuk ke bagian usus berikutnya) juga dapat menjadi penyebab darah pada feses anak.
Kondisi-kondisi penyebab BAB berdarah pada anak ini memerlukan pemeriksaan dan penanganan medis. Maka dari itu, segera konsultasikan dengan dokter agar dapat memberikan diagnosis yang akurat.
5. Alergi Protein Susu
Reaksi alergi terhadap protein susu juga dapat mengakibatkan peradangan pada usus besar, sehingga memunculkan sedikit darah dalam pup anak.
Susu sapi memang menjadi sumber alergi yang paling umum. Namun, Ibu juga tidak boleh mengabaikan bahwa jenis susu lain, yaitu susu kedelai dan susu kambing juga dapat memicu alergi pada anak.
Penting untuk memahami bahwa alergi terhadap protein susu sapi berbeda dari intoleransi laktosa. Alergi ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti anak menjadi lebih rewel, kolik, muntah, dan diare.
6. Polip Usus
Polip atau benjolan pada usus memang lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak, tetapi kasus pada anak juga pernah terjadi.
Jenis polip usus yang paling umum pada anak adalah polip juvenil. Polip ini tumbuh di usus besar dan biasanya muncul sebelum anak mencapai usia 10 tahun, terutama di antara usia 2 tahun hingga 6 tahun.
Polip juvenil dapat menyebabkan keluarnya darah merah dan jaringan dalam tinja, serta menimbulkan nyeri perut. Walaupun dalam banyak kasus, polip ini tidak menimbulkan gejala lain yang signifikan, tapi dalam kondisi tertentu polip bisa saja diangkat.
7. Ambeien
Tak hanya orang dewasa, ambeien juga bisa dialami oleh anak-anak, Bu. BAB berdarah yang terjadi berulang kali dapat menjadi salah satu tanda adanya ambeien pada anak.
Ambeien pada anak sering kali terjadi ketika anak mengalami sembelit dan mengejan terlalu keras saat buang air besar. Sembelit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya serat dalam diet anak atau pola makan yang tidak sehat.
Baca Juga: Kenali Penyebab BAB Anak Keras dan Cara Mengatasinya
Bagaimana Cara Mengatasi BAB Berdarah pada Anak?
Langkah pertama untuk mengatasi darah pada pup anak adalah menentukan dulu penyebab BAB berdarah. Periksa apakah darah berwarna cerah atau merah tua. Kemudian, pertimbangkan juga makanan yang baru saja dikonsumsi anak.
Selain itu, amati gejala lain seperti sakit perut, demam, muntah, dan diare. Segera hubungi dokter jika anak mengalami gejala yang lebih parah.
Namun, ada beberapa cara mengobati BAB berdarah pada anak yang bisa Ibu lakukan, antara lain sebagai berikut.
1. Menerapkan Pola Hidup Sehat
Cara mengobati BAB berdarah pada anak yang utama adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, BAB berdarah sering kali disebabkan oleh sembelit.
Untuk mengatasinya, pastikan si Kecil terpenuhi kebutuhan cairannya dan mengonsumsi makanan yang kaya serat. Contoh makanan tinggi serat seperti alpukat, apel, buah bit, brokoli, wortel, bayam, buncis, kacang-kacangan, labu, ubi jalar, dan raspberry.
Selain melalui makanan sehari-hari, Ibu juga bisa memberikan asupan serat dari susu pertumbuhan terfortifikasi seperti susu Bebelac Gold 3. Yuk, Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan Bebelac yang dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy), akal kreatif (happy brain), dan hati yang besar (happy heart)!
Berolahraga secara teratur yang sesuai dengan usia anak juga dapat membantu menjaga pergerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya fisura ani.
2. Menjaga Kebersihan
Merawat kebersihan di sekitar anus setelah buang air besar adalah langkah penting dalam mengurangi risiko infeksi, terutama jika si Kecil mengalami fisura ani. Caranya, bersihkan dengan lembut dan selalu keringkan area pantat dan anus setelah buang air besar.
Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan area sekitar anus dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat fisura ani.
3. Berendam Air Hangat
Berendam dalam sitz bath juga bisa meredakan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh fisura anus. Sitz bath adalah aktivitas berendam dalam air hangat. Aktivitas ini bisa menggunakan bak mandi atau perangkat khusus yang dipasang di toilet.
Untuk efek yang lebih menenangkan, Ibu juga dapat menambahkan garam ke dalam air selama sitz bath. Ini dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman pada si Kecil dan memberikan perasaan lega.
4. Oleskan Krim atau Petroleum Jelly
Ibu dapat mengoleskan petroleum jelly atau krim yang mengandung zinc oksida di sekitar area anus sebagai cara mengobati BAB berdarah pada anak. Lapisan krim ini membantu melindungi anus dari iritasi dan membuat proses buang air besar menjadi lebih nyaman bagi si Kecil.
Pada dasarnya, pengobatan anak buang air besar berdarah sangat tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah polip, tindakan endoskopi dan polipektomi mungkin akan direkomendasikan sebagai metode pengobatan yang efektif.
Selain itu, obat antiparasit dan antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh parasit dan bakteri.
Penting bagi Ibu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat serta menentukan langkah pengobatan yang paling sesuai. Dokter akan memberikan rekomendasi yang tepat sesuai dengan kondisi si Kecil.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Tepat Mengatasi Sakit Perut Melilit pada Anak
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda sakit parah, gejala sakit perut yang mencurigakan, atau menangis secara berlebihan.
Adapun tanda-tanda lain yang perlu Ibu waspadai dari BAB berdarah pada anak sebagai berikut.
- Keluarnya darah dalam jumlah yang sangat banyak dalam feses anak, pendarahan usus.
- Adanya cedera pada rektum atau anus anak.
- Melihat darah dalam feses anak lebih dari dua kali.
- Anak mengalami diare.
- Feses anak tampak lembab dan berwarna hitam.
- Usia si Kecil kurang dari 12 minggu.
Jika Ibu mengamati salah satu dari tanda-tanda di atas pada si Kecil, segera hubungi dokter. Ibu juga dapat mengambil foto atau mengumpulkan sampel darah dan feses anak untuk diobservasi lebih lanjut oleh dokter.
Ibu juga bisa cari tahu kondisi pencernaan si Kecil dengan menggunakan tools Poop Tracker di Bebe Journey. Dilengkapi dengan fitur AI, hasilnya dapat diketahui dalam 60 detik untuk bisa dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter, lho! Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bu!