9 Penyebab Sembelit pada Anak dan Cara Pencegahannya
Sekitar 95% penyebab sembelit pada anak adalah pola makan yang tidak sehat dan 5% sisanya dipengaruhi oleh rutinitas harian dan penyakit yang mendasari.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Sembelit adalah masalah pencernaan yang sangat umum terjadi pada anak. Agar BAB si Kecil terus lancar dan tanpa rasa sakit, yuk pahami penyebab sembelit pada anak, pencegahan, dan solusinya!
Penyebab Sembelit pada Anak
Menurut Kemenkes, 95% kasus sembelit pada anak disebabkan oleh rutinitas dan pola makan yang kurang baik dan 5% sisanya dipengaruhi oleh penyakit yang mendasari. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Kurang Makan Serat
Salah satu penyebab utama sembelit atau konstipasi pada anak adalah kurangnya konsumsi makanan berserat.
Serat menambah massa feses dan menyerap air yang akan melunakkan teksturnya agar lebih mudah dikeluarkan. Serat juga merangsang usus berkontraksi untuk menggerakkan feses di sepanjang saluran pencernaan.
Tanpa serat, feses bisa menjadi keras dan kering, dan memperlambat gerak pencernaan sehingga BAB anak keras dan sakit.
2. Kurang Minum Air Putih
Kebiasaan kurang atau bahkan jarang minum air putih yang dibarengi kurang makan serat dapat menjadi penyebab sembelit pada anak.
Anak-anak juga sering lupa minum air putih yang cukup, terutama saat bermain atau saat asyik beraktivitas. Kurang minum air putih dapat menyebabkan anak susah BAB karena air sangat penting untuk melunakkan feses.
Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup cairan, usus besar menyerap lebih banyak air dari tinja, membuatnya menjadi keras dan kering sehingga sulit untuk dikeluarkan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Sembelit pada Anak dan Kapan Harus ke Dokter
3. Terlalu Banyak Makanan Berlemak
Terlalu sering dan terlalu banyak makan makanan berlemak dapat menyebabkan sembelit pada anak-anak.
Makanan berlemak seringnya tidak mengandung serat, atau jika ada sangat sedikit. Padahal, serat penting untuk menambah massa feses dan membuat frekuensi BAB anak teratur.
Asupan lemak yang berlebihan juga dapat memperlambat pencernaan, menyebabkan feses tertahan berlarut-larut di usus sehingga akan jadi lebih sulit dan lebih keras untuk dikeluarkan.
4. Jarang Beraktivitas Fisik
Screen time yang berlebihan dapat menjadi penyebab sembelit pada anak karena si Kecil tidak banyak bergerak. Kebiasaan ini memperlambat gerak pencernaan sehingga feses tertahan lebih lama di dalam usus.
Semakin lama feses berdiam diri di usus besar, cairan dalam feses akan semakin banyak diserap balik oleh usus sehingga feses menjadi keras, kering, dan sulit dikeluarkan.
Olahraga membantu melancarkan BAB anak dengan merangsang otot usus dan mempercepat pengeluaran feses, sehingga mengurangi penyerapan air kembali dari feses.
5. Intoleransi Makanan
Beberapa anak mungkin memiliki intoleransi terhadap laktosa atau intoleransi gluten), yang memicu gejala pencernaan seperti sakit perut, perut kembung, dan buang-buang angin.
Kondisi perut yang tidak nyaman dapat mengakibatkan si Kecil menahan buang air besar, yang pada akhirnya menyebabkan sembelit.
6. Kebiasaan Menahan BAB
Penyebab sembelit pada anak yang paling sering adalah kebiasaan menghindari atau menunda BAB. Kebiasaan ini umumnya dipengaruhi oleh:
- Merasa tegang dan tertekan selama potty training.
- Merasa malu menggunakan kamar mandi umum.
- Tidak ingin mengganggu waktu bermain.
- Takut untuk BAB sendiri di toilet.
- Takut merasakan sakit saat mengejan.
Semakin lama si Kecil menghindari buang air besar, semakin banyak air yang diserap kembali oleh usus, membuat feses semakin kering dan keras hingga sulit dikeluarkan.
Baca Juga: 15 Obat Alami untuk Anak yang Susah BAB
7. Perubahan Rutinitas
Berbagai faktor eksternal selain pola makan dapat menyebabkan feses menjadi keras dan kering sehingga anak mengalami sembelit, seperti:
- Perubahan rutinitas BAB yang tiba-tiba (misalnya dari yang setiap bangun pagi jadi agak siang karena harus berangkat sekolah pagi-pagi)
- Ketiadaan akses ke toilet (misalnya selama perjalanan).
- Toilet training yang dimulai terlalu dini.
Hal ini dapat membuat saluran anal tertekan dan menimbulkan sakit perut dan rasa sakit saat mengejan, sehingga anak menjadi takut dan cenderung menghindari buang air besar.
8. Penyakit Tertentu
Selain karena pola makan dan rutinitas, penyebab sembelit pada anak juga dapat meliputi konstipasi sekunder atau sembelit organik.
Konstipasi sekunder artinya sembelit yang disebabkan oleh penyakit atau masalah kesehatan yang mendasari.
Salah satu penyakit yang paling umum menyebabkan sembelit adalah penyakit Hirschprung dan penyakit Celiac.
9. Efek Samping Obat
Konstipasi organik juga termasuk efek samping dari penggunaan obat-obatan. Obat tertentu yang dapat memiliki efek samping sembelit, adalah:
- Antasida (yang mengandung aluminum dan kalsium).
- Antikolinergik dan antispasmodik.
- Antikonvulsan (obat mencegah kejang).
- Antihistamin.
- Suplemen zat besi.
Efek samping dari obat-obatan tertentu dapat mengganggu fungsi usus normal dengan memperlambat gerak usus atau mengubah keseimbangan bakteri baik dalam usus.
Obat-obatan tertentu juga mengakibatkan feses jadi lebih keras dan susah dikeluarkan.
Cara Mencegah Sembelit pada Anak
Sembelit dapat membuat anak rewel karena perutnya tidak nyaman dibuat beraktivitas. Agar si Kecil bebas rewel dari masalah perut, berikut cara mencegah penyebab sembelit pada anak::
1. Perbanyak Konsumsi Serat
Serat sangat penting untuk pencernaan yang sehat karena menambah massa pada tinja dan membantunya bergerak dengan lancar melalui usus.
Kemenkes merekomendasikan agar anak usia 1-3 tahun mengonsumsi 19 gram serat per hari dan anak usia 4-6 tahun butuh konsumsi 20 gram serat per hari untuk mencegah sembelit.
Asupan serat bisa didapat dari sayur dan buah tinggi serat seperti apel, pepaya, kangkung, mangga, jambu, buah naga, dan lainnya.
Si Kecil juga bisa optimalkan asupan serat hariannya dari susu pertumbuhan tinggi serat yang diperkaya FOS:GOS rasio 1:9 teruji klinis untuk mendukung saluran cerna.
Baca Juga: 17 Makanan yang Baik untuk Pencernaan Anak
2. Biasakan Anak Minum Air Putih
Air sangat penting untuk melunakkan feses dan mencegahnya menjadi keras dan kering.
Biasakan si Kecil untuk minum air minimal 1-1,5 liter setiap hari, terutama jika mereka mengonsumsi makanan kaya serat. Sebab, serat membutuhkan air agar efektif memperlancar BAB anak.
Asupan cairan juga bisa didapat dari buah-buahan yang memiliki kandungan air tinggi, seperti semangka, melon, apel, dan jeruk.
3. Ajak Anak Aktif Bergerak
Aktivitas fisik dapat membantu merangsang sistem pencernaan, sehingga lebih mudah bagi tinja untuk bergerak melalui usus.
Aktivitas seperti bermain di luar, berlari, dan olahraga lain yang sesuai dengan usia dapat mendukung keteraturan usus.
National Institutes of Health (NIH) menekankan bahwa gaya hidup aktif dapat mencegah sembelit, terutama pada anak-anak.
4. Tetapkan Rutinitas BAB yang Konsisten
Mengatur jadwal BAB yang rutin dan reguler setiap hari dapat melatih tubuh si Kecil untuk buang air besar secara teratur. Misalnya, jadwalkan setiap habis mandi pagi, atau 1 jam setelah makan siang.
American Gastroenterological Association (AGA) menyarankan bahwa lingkungan kamar mandi yang bersih dan jadwal BAB teratur dapat mencegah perilaku menunda BAB, yang jadi penyebab sembelit pada anak.
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sembelit pada Anak
5. Batasi Konsumsi Makanan Berlemak
Makanan olahan dan tinggi lemak seringkali tidak mengandung serat yang diperlukan untuk memperlancar BAB.
Jadi, cobalah untuk mulai mengurangi atau membatasi konsumsi makanan cepat saji, keripik, camilan manis, dan makanan berlemak pada anak.
Cleveland Clinic menyarankan orang tua untuk menyeimbangkan pola makan anak dengan makanan segar yang tidak diproses (unprocessed real food) untuk menjaga kesehatan pencernaan anak.
Yuk, terus jaga kesehatan pencernaan si Kecil! Ibu juga bisa bertanya lebih lanjut dengan tim ahli di Bebecare jika masih ada pertanyaan atau kekhawatiran tertentu mengenai masalah pencernaan anak.